Indonesia Pingpong Award Musim 2025 Ijinkan Penggunaan Pemain Asing Dan Digulirkan Juga IPL Youth

ekodjat
22 Feb 2025 08:47
Arena Lain 0 128
3 minutes reading

Arena Kita / Jakarta – Bersamaan dengan malam penghargaan Indonesia Pingpong Awards 2025 yang berlangsung di Balai Sudirman, Jakarta, Jumat (21/2/2025) malam, panitia Indonesia Pingpong League juga meluncurkan kompetisi Indonesia Pingpong League (IPL) musim 2025. Berangkat dari sukses penyelenggaraan musim perdana tahun 2024 lalu maka IPL season II/2025 hadir dengan beberapa inovasi baru yang memiliki nilai strategis dalam pembinaan tenis meja nasional.

IPL 2025 selain tetap mempertandingkan tingkat elite senior yang akan lebih di tingkatkan maka penyelenggara liga pingpong juga menghadirkan  IPL tingkat youth atau usia dini untuk kelompok umur 12, 14 dan 18 tahun. Pertandingan juga menggunakan sistem zona serta klub yang tampil di level senior bisa menghadirkan pemain asing.
“Setelah sukses IPL 2024 maka untuk musim 2025 kita menginisiasi IPL Youth, pemuda atau usia dini yang akan diselenggarakan di Palembang, Lampung, Banten, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak dan Makassar. Ini sudah ada konsep penyelenggaraannya untuk semakin menghidupkan tenis meja di masyarakat,” kata Ketua IPL Irjen TNI, Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.

Sedangkan untuk tingkat elite senior tetap berlanjut seperti musim lalu dengan beberapa sentuhan untuk memberikan tantangan lebih. Kompetisi akan diikuti 27 klub.
“Ada klub-klub baru yang masuk maka nanti sistem pendataannya dan perankingannya akan dilakukan dengan mengikuti standar dari ITTF sehingga apa yang kita lakukan ini benar-benar terukur, terstandarisasi dan masuk pada tataran internasional,” ujar Saleh.
Dengan diterapkannya sistem zona maka IPL sudah mulai melakukan kompetisi tidak hanya di Jakarta tetapi juga di wilayah Jawa termasuk Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. “Kita ingin mengembangkan lagi komunitas pecinta tenis meja ini di seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia melalui kegiatan IPL,” ujarnya.

Berdasarkan evaluasi dari musim I, kata Saleh, yang perlu ditingkatkan adanya challenge maka untuk divisi elite diberikan ketentuan bisa menggunakan satu pemain asing. Dari sini diharapkan bisa menukur sejauh mana kemampuan pemain dalam negeri bila dihadapkan dengan pemain asing.
“Sistem kompetisi dan penilaian juga sama namun di session II ini kita ingin melihat pemain bukan dari segi prestasi saja namun juga punya nilai tambah lain. Misalkan dari segi pembinaan pendidikkannya, kesehariannya sehingga kita berharap klub-klub ini punya satu camp pemusatan latihan di wilayah masing-masing yang terukur dan tertata dengan baik. Kita sudah lakukan upaya-upaya komunikasi dengan pemilik klub. Mudah-mudahan nanti ke depan tata kelola kita semakin baik sehingga atlet ini bisa diwongke,” katanya.
Target pendek menghidupkan kompetisi itu karena kompetisi ini menjadi salah satu jalan wadah untuk mengukur dan meraih prestasi. Jangka panjangnya kita ingin mengembalikan legend-legend seperti Anton Suseno yang dulu pernah ikut olimpiade. “Mudah-mudah bisa tercapai karena merupakan suatu kebanggaan bagi suatu bangsa bila mempunyai prestasi melalui olahraga,” ujarnya.

Sementara Sekjen IPL, Yon Mardiyono mengemukakan, IPL sudah terlihat membawa angin segar dan gairah baru, menjadi simbol kembalinya wadah kompetisi nasional bagi para atlet tenis meja Indonesia untuk meraih preatasi dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Menurut Yon, IPL merupakan sebuah upaya nyata dalam rangka menaikan derajat dan penghargaan para atlet, pelatih, pengurus dan club tenis meja Indonesia

x
x
x