Arenakita.id, Jakarta — Dua atlet muda dari Dojang Aselih mencatat prestasi membanggakan pada ajang ATF UI Taekwondo Championship 2025 yang digelar di Kampus Universitas Indonesia, Depok, pada 25–27 Juli 2025.
Dalam kejuaraan yang diikuti oleh 1.230 atlet dari lima provinsi, para atlet muda saling adu kemampuan di arena untuk memperebutkan gelar juara. Dojang Aselih berhasil memboyong dua medali, yakni satu emas dan satu perak, dari kategori Kyorugi Pra-cadet.
Prestasi tersebut menjadi bukti kuat bahwa pembinaan atlet usia dini di tingkat lokal dapat membuahkan hasil di ajang nasional.
Satrio Azka Putra Tampil Perkasa
Medali emas dipersembahkan oleh Satrio Azka Putra, yang tampil gemilang di setiap pertandingan. Dalam laga final, Azka mengalahkan lawannya dengan skor telak 21-5 dan 21-10, menegaskan dominasinya sejak awal pertandingan. Penampilan impresif Azka menarik perhatian banyak pihak, mengingat kategori Pra-cadet merupakan kelompok usia yang strategis dalam pembinaan jangka panjang.
Sementara itu, Abhicandra Faeyza Nurcahyo, yang juga berlaga di kategori yang sama, harus puas meraih medali perak setelah kalah tipis di babak final. Meski belum berhasil meraih emas, penampilannya tetap diapresiasi sebagai bentuk konsistensi dan semangat juang tinggi dari atlet muda.
Apresiasi Pelatih: Hasil yang Sesuai Target
Pelatih Dojang Aselih, Sabeum Ijal Abdurachman, mengungkapkan rasa syukurnya atas hasil yang dicapai oleh kedua atlet binaannya.
“Syukur alhamdulillah, Dojang Aselih menurunkan dua atlet di kategori Kyorugi Festival dan sesuai target—satu emas dari Satrio Azka Putra dan satu perak dari Abhicandra Faeyza Nurcahyo,” ungkap Ijal.
Ia juga menekankan pentingnya kontinuitas ajang seperti ini sebagai wadah penjaringan dan pengasahan atlet muda berbakat.
“Saya berharap kejuaraan-kejuaraan taekwondo seperti ini terus berlanjut demi melahirkan atlet berprestasi di tingkat nasional maupun internasional,” tambahnya.
Pelatih lainnya, Sabelum Daniel Mangaratua Ambarita, S.Pd.Or, yang juga pembina Korps Taekwondo Fighter Jakarta (KTFJ), turut memberikan dukungan.
“Saya sangat bersyukur Universitas Indonesia mengadakan kejuaraan ini dan Dojang Aselih bisa ikut serta dengan raihan satu emas dan satu perak. Ini menjadi kebanggaan, dan saya berharap para atlet tidak cepat puas serta terus meningkatkan prestasi mereka,” ucap Daniel.
Ia menambahkan, sinergi antara Dojang Aselih dan Dojang KTFJ akan terus dijaga, karena kedua lembaga memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat dalam misi mencetak atlet berkualitas.
Ketua Umum Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) DKI Jakarta, Mayjen TNI (Mar) Oni Junianto, menegaskan bahwa ATF UI Championship bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi barometer seleksi atlet nasional.
“Peserta terbaik akan direkrut dan dibina untuk menjadi atlet nasional, bahkan internasional. Skor, jumlah pertandingan, dan konsistensi menjadi acuan kami dalam menilai atlet,” tegas Oni saat pembukaan kejuaraan, Jumat (25/7).
Menurut Oni, ATF UI Championship juga dirancang sebagai ajang penggabungan antara kemampuan fisik dan kecerdasan kognitif, yang bertujuan membentuk karakter atlet muda secara menyeluruh.
“Ini bukan hanya soal siapa yang menang, tapi bagaimana atlet dibentuk secara akademik dan mental. Dua hal ini harus berjalan beriringan,” tambahnya.
Dukungan penuh juga datang dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Semiarto Aji Purwanto, yang menyampaikan bahwa olahraga adalah bagian integral dari sistem pendidikan UI.
“Kegiatan seni, olahraga, dan akademik adalah satu kesatuan. FISIP UI membuka jalur masuk khusus bagi mahasiswa berprestasi di bidang olahraga,” kata Semiarto.
Ia meyakini bahwa olahraga tidak hanya melatih fisik, tetapi juga menjadi media efektif dalam pembentukan karakter dan mental anak muda.
“FISIP UI memiliki mandat untuk mendorong isu sosial dan membentuk karakter bangsa yang tangguh. Olahraga adalah salah satu jalannya,” tutupnya.
Dengan jumlah peserta yang terus meningkat setiap tahun, ATF UI Taekwondo Championship 2025 telah menjelma menjadi ajang bergengsi yang kredibel dalam menjaring bibit unggul atlet taekwondo Indonesia.
Prestasi dua atlet Dojang Aselih menjadi bukti nyata bahwa sistem pembinaan lokal bisa menghasilkan prestasi di ajang nasional.
Diharapkan, kejuaraan ini terus berkelanjutan dan menjadi pijakan bagi para atlet muda menuju kancah internasional. (ak)